9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau
Rollaag
Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi
bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.
Pengetahuan dasar mengenai konstruksi pondasi akan sangat membantu dalam
penggambaran konstruksi pondasi atau bagaimana melaksanakan praktik pembuatan
pondasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
9.1.1 Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/Batu kali
Pondasi merupakan elemen bangunan yang sangat penting, karena
digunakan sebagai landasan dari bangunan di atasnya. Dan menjamin mantapnya
kedudukan bangunan. Pondasi tidak boleh sama sekali mengalami perubahan
kedudukan atau bergerak, dalam arti bergerak secara mendatar ataupun tegak.
Untuk merencanakan suatu pondasi
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Konstruksi harus
kuat dan kokoh untuk mendukung bangunan di
atasnya.b.Berat sendiri bangunan
termasuk berat pondasinya.
c.
Beban berguna
d.Bahan yang dipakai untuk
konstruksi pondasi harus tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga diharapkan
bila terjadi kehancuran bukan karena pondasinya yang tidak kuat.
e. Hindarkan
pengaruh dari luar, misalnya kondisi dari air tanah maupun cuaca baik panas
maupun dingin.
f. Pondasi
harus terletak pada dasar tanah yang keras, sehingga kedudukan pondasi tidak
mudah bergerak baik ke samping, ke bawah maupun terguling.
g.Pondasi yang menerima beban
berbeda harus dibuat terpisah.
Pada garis besarnya pondasi dapat dibagi menjadi 2 jenis:
a. Pondasi langsung yaitu apabila pondasi
tersebut langsung di atas tanah keras.
b. Pondasi tidak langsung yaitu apabila
pondasi tersebut terletak di atas suatu rangkaian yang menghubungkan dengan
lapisan tanah keras.
Pondasi langsung digunakan apabila
tanah keras bagian dalam mencapai kedalaman kurang lebih 1 meter. Ini tidak
lain karena daya dukung pada dasar tanah dasar pada umumnya lebih kecil dari
daya dukung pasangan badan pondasi. Untuk memperkecil beban per-satuan luas
pada tanah dasar, lebar pondasi dibuat lebih lebar dari pada tebal dinding
tembok di atasnya. Dan untuk lebih menghemat, bentuk pondasi dibuat dalam
bentuk trapesium. Di samping itu untuk memenuhi persyaratan agar tidak
terpengaruh cuaca sebaiknya kedalaman pondasi dari permukaan tanah kurang lebih
80 cm.
Pondasi Pasangan Batu Kali
Pondasi yang bahannya dari batu kali
sangat cocok, karena bila batu kali ditanam dalam tanah kualitasnya tidak
berubah. Dan pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapesium dengan
lebar bagian atas paling sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila
disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan
pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi
sehingga dapat dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan
untuk lebar bagian bawah trapesium tergantung perhitungan dari beban di
atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm.
Batu kali yang dipasang hendaknya
sudah dibelah dahulu besarnya kurang lebih 25 cm, ini dengan tujuan agar tukang
batu mudah mengatur dalam pemasangannya, di samping kalau mengangkat batu
tukangnya tidak merasa berat, sehingga bentuk pasangan menjadi rapi dan kokoh.
Pada dasar konstruksi pondasi
batu kali diawali dengan lapisan pasir setebal 5 – 10 cm guna meratakan tanah
dasar, kemudian dipasang batu dengan kedudukan berdiri (pasangan batu kosong)
dan rongga-rongganya diisi pasir secara penuh sehingga kedudukannya menjadi
kokoh dan sanggup mendukung beban pondasi di atasnya. Susunan batu kosong yang
sering disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk
mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar pondasi.
192
Agar pasangan bahan pondasi tidak mudah rusak atau basah akibat air
tanah, maka bidang pada badan pondasi diplester kasar (beraben) setebal ± 1.5
cm dengan adukan seperti spesi yang dipakai pada pasangan.
Bila pada lapisan dasar tanah
untuk pondasi mengandung pasir atau cukup kering maka tidak diperlukan pasangan
batu kosong tetapi cukup dengan lapisan pasir sebagai dasar dengan ketebalan ±
10 cm yang sudah dipadatkan. Lapisan ini dapat berfungsi sebagai alat
pengaliran atau pengeringan (drainase).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar